Berita Detil
Menampilkan berita dan
info
secara detil
27 . Juli . 2022
Melepas Senja di RSA Nusa Waluya II


Pekerjaan reparasi kapal senantiasa membutuhkan kerja sama yang apik dari berbagai pihak. Dengan kolaborasi yang baik proses docking kapal dapat diselesaikan tepat waktu. Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama PT. Industri Kapal Indonesia (Persero), Diana Rosa dalam agenda ngopi santai dengan personel kapal Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa Waluya II, pada Senin 26 Juli 2022.

“Bapak-bapak sekalian, dalam perbaikan kapal, kita satu tim. Tidak ada keterpisahan antara galangan dengan kru kapal. Dengan kerja sama yang baik, insya Allah kita selesaikan. Ini proyek dunia akhirat”, pungkasnya.

Agenda ngopi santai itu mengusung tema “Melepas Senja di RSA Nusa Waluya II”.  Dalam beberapa hari ke depan, kapal yang membawa misi kemanusiaan tersebut akan melakukan docking di PT. IKI. Oleh karena itu, ngopi santai menjadi ruang untuk menyamakan frekuensi antara tim dari PT.IKI dengan kru kapal agar terbangun tim yang solid, sehingga target delivery on time dapat direalisasikan.

Kegiatan tersebut berlangsung dalam nuansa keakraban. Selain menikmati jajanan khas Sulawesi Selatan seperti apang panas, baroncong dan kopi Toraja, tim dari PT.IKI juga diajak berkeliling di area kapal, melihat fasilitas kesehatan yang disediakan oleh RSA.

RSA Nusa Waluya II setara dengan rumah sakit tipe C di darat. Termasuk dalam rumah sakit privat tongkang pertama di dunia. Dilengkapi dengan fasilitas kamar operasi mayor, ruang pulih sadar, poliklinik umum dan spesialisasi (gigi, mata, anak dan OBGYN). Ada juga ruang bayi, radiologi, laboratorium, apotek dan IGD. RSA ini juga menyediakan kamar rawat inap untuk 40 pasien.

RSA Nusa Waluya II adalah milik doctorSHARE. Sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada pelayanan kesehatan medis dan bantuan kemanusiaan.

doctorSHARE didirikan oleh dr.Lie A Dharmawan, seorang ahli bedah yang bercita-cita mewujudkan Indonesia sehat. Cita-citanya sebagai dokter berangkat dari hasil pengamatannya terhadap kondisi masyarakat. Ia menyaksikan betapa sulitnya masyarakat miskin mengakses pelayanan kesehatan. Bahkan ia sendiri harus menyaksikan adiknya meninggal akibat penyakit diare akut, yang terlambat ditangani oleh dokter.

Berdasarkan penuturan salah satu kru kapal, seluruh tenaga kesehatan yang bertugas di RSA tidak digaji. Mereka bekerja sebagai relawan. Seluruh biaya operasional kapal juga ditanggung oleh donatur, termasuk biaya docking kapal.

Kehadiran RSA Nusa Waluya II di area galangan PT.IKI merupakan kehormatan bagi galangan kapal BUMN tersebut. Proyek ini tidak hanya menambah pengalaman teknis dalam docking kapal, tapi juga menjadi sarana untuk mengasah kepekaan dan jiwa sosial insan IKI.

“Kedatangan RSA Nusa Waluya II merupakan kehormatan dan kebanggaan tersendiri bagi kami PT.IKI. Mengingat kapal ini membawa misi sosial yang luar biasa. Terlibat dalam proses docking, secara tidak langsung juga ikut berkontribusi dalam kerja-kerja kemanusiaan”, tegas Diana Rosa.

Dalam kesempatan yang sama, Roby selaku kapten kapal mengapresiasi PT. IKI. Ia berterima kasih atas pelayanan dan komitmen yang diberikan oleh galangan kapal BUMN itu.

“Tidak banyak yang bisa kami ucapkan selain terima kasih. Orang baik akan selalu membantu orang baik”, tuturnya singkat

Diketahui bahwa masyarakat Bau-Bau sementara menunggu kedatangan RSA Nusa Waluya II. Oleh karena itu, PT. IKI berkomitmen akan menyelesaikan docking tepat waktu.

 

Humas PT IKI